- Penyalaan Las Listrik Busur Manual
1. Pengaturan mesin las.
a. Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah dihubungkan pada terminal yang bertanda elektroda. Demikian juga dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai.
b. Periksa bahwa handel polaritas telah menunjukkan pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai, apabila mesin las tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda kerja telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat.
2. Pengaturan Arus Pengelasan :
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat las dengan benda kerja dan kawah las sulit dikontrol.
Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan terlalu dalam.Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektroda.
3. Persiapan Benda Kerja :
Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian pelat yang panjang melintang pada badan anda, dengan maksud agar anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan menghentikan elektroda. Pakailah alat-alat pelindung dan kemudian hidupkan mesin las.
4. Teknik Penyalaan Busur Las :
Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter 3,25 mm, jepitlah ujung elektroda yang tidak berselaput pada penjepit ( tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-hatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. jangan memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau kakau. dengan erakan yang rilek akan lebih memudahkan dalam penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih 70 derajat terhadap permukaan benda kerja. Turunkan ujung elektroda yang akan dinyalakan sehingga mencapai 30 mm di atas permukaan benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka ( helm las).
Nyalakan busur dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda kerja seperti mnggoresakan korek api atau menyentuhkannya pada permukaan benda kerja. ketika sudah mulai nampak busur, tarik elektroda hingga kurang lebih 6 mm, kembalikan elektroda ke posisi penyalaan kemudian kurangi tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter kawat inti elektrode (muka dan mata harus selalu dilindungi oleh helm las).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan pnyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap. Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cept, ini dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja. Bila elektroda menempel secara kuat pada benda kerja, maka mesin las segera dimatikan. kemudian elektroda dapat dilepas (jika perlu dengan dipahat).
penyalaan busur las
5. Teknik penarikan Jalur las
Dengan tinggi busur kira kira sama dengan diamater elektroda tunggu hingga lebar kawah las mencapai kurang lebih 2 kali diameter elektroda sebelum menarik busur. Untuk yang biasa mnggunakan tangan kanan penarikan busur dilakukan dari kiri kekanan, sedangkan untuk yang menggunakan tangan kiri penarikannya dari kanan ke kiri. Elekrode membentuk sudut 70 - 80 derajat ke arah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektroda. Untuk mengontrol jalur pertahankan lebar kawah las kurang lebih 2 kali diameter elektroda.
penarikan jalur las
Hasil pengelasan
Tinggi/panjang busur las sangat mempengaruhi keberhasilan atau kualitas hasil las. Untuk itu perlu diperhatikan kesalahan kesalahan dalam menarik busur las seperti dibawah ini.- Busur/ jalur terlalu tinggi atau panjang
hal ini akan menyebabkan penembusan yang dangkal, disekitar rigi las banyak percikan , terjadi pemakanan pada kaki jalur las serta rigi las tidak rata ( kasar )
- Busur terlalu rendah atau pendek
akan menyebabkan jalur las rigi las yang sempit/ kecil ada resiko ujung elektroda akan menempel pada benda kerja.
- panjang busur yang benar
tinggi busur yang benar akan menghasilkan satu kali diameter kawat inti elektroda, Penembusan baik , rigi las rata dan bersih.
Elektroda Las listrik busur manual
1. Fungsi Elektroda
Elektroda secara umum mempunyai fungsi :
Inti elektroda :
- Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja
- Sebagai bahan tambah.
Adapun bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro misalnya :
- Baja karbon
- Baja paduan
- Alumunium
- Kuningan, dll
Salutan elektroda :
- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.
- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan.
- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
- Memudahkan penyalaan.
- Mengontrol stabilitas busur.
Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektrode yang telah di buka dari bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira kira 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila demikian, maka kelembaban akan menyebabkan hal ;hal sebagai berikut :
· Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakan
· Percikan yang berlebihan.
· Busur tidak stabil.
· Asap yang berlebihan
elektroda las listrik busur manual
2. Ukuran Elektroda
Elektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter. Diameter elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 – 450 mm serta dengan tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.
Dalam perdagangan elektroda tersedia dengan beratnya 25 kg, 20 kg, atau 5 kg; dibungkus dalam dus atau kemasan yang terbuat dari kertas dan lapisan plastik pada bagian luarnya.
Biasanya pada tiap kemasan dituliskan ukuran elektroda, yaitu : berat per kemasan/ kotak dan diameter elektrodanya, disamping identitas atau keterangan lain, antara lain : merk / fabrik pembuat, kode produksi dan kode elektroda, ketentuan-ketentuan penggunaan, dll.
3. Kode dan Penggunaan Elektroda
Kode elektroda digunakan untuk mengelompokkan elektroda dari perbedaan fabrik pembuatnya terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya. Kode elektroda ini biasanya dituliskan pada salutan elektroda dan pada kemasan/ bungkusnya.
Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik ( tensile strength ) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya sbb :
Elektroda secara umum mempunyai fungsi :
Inti elektroda :
- Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja
- Sebagai bahan tambah.
Adapun bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro misalnya :
- Baja karbon
- Baja paduan
- Alumunium
- Kuningan, dll
Salutan elektroda :
- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.
- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan.
- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
- Memudahkan penyalaan.
- Mengontrol stabilitas busur.
Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektrode yang telah di buka dari bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira kira 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila demikian, maka kelembaban akan menyebabkan hal ;hal sebagai berikut :
· Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakan
· Percikan yang berlebihan.
· Busur tidak stabil.
· Asap yang berlebihan
elektroda las listrik busur manual
2. Ukuran Elektroda
Elektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter. Diameter elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 – 450 mm serta dengan tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.
Dalam perdagangan elektroda tersedia dengan beratnya 25 kg, 20 kg, atau 5 kg; dibungkus dalam dus atau kemasan yang terbuat dari kertas dan lapisan plastik pada bagian luarnya.
Biasanya pada tiap kemasan dituliskan ukuran elektroda, yaitu : berat per kemasan/ kotak dan diameter elektrodanya, disamping identitas atau keterangan lain, antara lain : merk / fabrik pembuat, kode produksi dan kode elektroda, ketentuan-ketentuan penggunaan, dll.
3. Kode dan Penggunaan Elektroda
Kode elektroda digunakan untuk mengelompokkan elektroda dari perbedaan fabrik pembuatnya terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya. Kode elektroda ini biasanya dituliskan pada salutan elektroda dan pada kemasan/ bungkusnya.
Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut :
E = elektroda
Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik ( tensile strength ) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya sbb :
· 1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )
· 2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan ( flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )
· 3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )
· 4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )
Digit terakhir ( ke empat/ lima ) menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan.
Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
- Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe arus DCRP.
- Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau DCSP.
- Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).
- Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC atau DCRP.
Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut :
- 0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E xxx1)
- 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau E xxx4 )
- 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )
- 7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
Komposisi Tambahan bahan kimia ( paduan ) pada elektroda
Tambahan bahan kimia pada elektode ditunjukkan dengan dua digit setelah empat/ lima digit terakhir kode elektroda. Seperti contoh E 8018-B2 dimana B2 tersebut menunjukkan % bahan paduan elektroda tersebut.
berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa ditambahkan pada elektrode.
Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual :
Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu :
- Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe arus DCRP.
- Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau DCSP.
- Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).
- Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC atau DCRP.
Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut :
- 0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E xxx1)
- 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau E xxx4 )
- 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )
- 7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).
Komposisi Tambahan bahan kimia ( paduan ) pada elektroda
Tambahan bahan kimia pada elektode ditunjukkan dengan dua digit setelah empat/ lima digit terakhir kode elektroda. Seperti contoh E 8018-B2 dimana B2 tersebut menunjukkan % bahan paduan elektroda tersebut.
berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa ditambahkan pada elektrode.
Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual :
E 6013
E = elektroda.
60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC.
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.
penulisan elektroda
4. Penyimpanan Elektroda
Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatihan hal-hal berikut dalam menyimpan elektroda :
1. Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).
2. Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai
3. Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan ( rak ).
4. Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.
5. Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5 derajat diatas temperatur rata-rata udara luar.
6. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat penyimpanan tersebut.
penyimpanan elektrode
Pada bengkel- bengkel kerja las, terutama pada industri yang mempekerjakan banya orang, maka rambu-rambu penggunaan pealatan keselamatan dan kesehatan kerja serta tanda-tanda peringatan amatlah penting. Hal ini adalah demi terhindarnya seluruh orang (pekerja dan non pekerja) dari resiko kecelakaan. Untuk itu maka pada tempat tempat atau daerah kerja yang memerlukan penggunaan alat alat keselamatan kerja harus diberi tanda peringatan/ rambu rambu yang mengharuskan seseorang yang bekerja atau berada ditempat tersebut untuk menggunakan alat yang ditentukan untuk bekerja/ berada di daerah tersebut. Berikut ini adalah contoh contoh rambu rambu yang banyak digunakan pada bengkel bengkel las :
Catatan :
rambu rmbu ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masing masing bengkel
Catatan :
rambu rmbu ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masing masing bengkel
Gangguan kesehatan dan penyebab kecelakaan ada las busur manual
Pekerjaan las busur manual adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atu malah dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu operator atau teknisi itu sendiri, mesin dan alat- alat las, atau lingkungan kerja. Namun secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses las busur manual, yaitu
- Kejutan listrik
- Sinar las
- Debu dan asap las
- Luka bakar dan kebakaran
Kejutan Listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada pemasangan peralatan, penyeteln atau saat pengelasan. Resiko yang akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia.
Oleh karena itu perlu hati hati waktu menghubungkan setiap alat yang dialiri listrik, umpamanya meja las, tang elektrode, elektrode dan lain lain. Hal ini dapat menyebabkan kejutan listrik, terutama bila yang bersangkutan tidak menggunakan sarung tangan.
Untuk mempermudah pertolongan penderita, penolong harus dapat membedakan kecelakaan ini satu sama lain. Bagaimanapun keterlambatan pertolongan akan dapat mengakibatkan fatal kepad penderita. Cara cara untuk menolong bahaya akibat kecelekaan listrik yaitu :
- Matikan stop kontak (switch off) dengan segera
- Berikan pertolongan pertama sesuai dengan kecelakaan yang dialami oleh penderita.
Apabila tidak sempat mematikan stop kontak dengan segera, maka hindarkanlah penderita dari aliran listrik dengn memakai alat alat kering yang tidak bersifat konduktor. ( jangan gunakan bahan logam )
Cara - caranya adalah sebai berikut :
- Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu dan sejenisnya) pada bagian-bagian pakaian yang kering.
- Penolong berdiri pada baha yang tidak bersifat konduktor (papan, sepatu karet)
- Doronglah penderita dengan alat yang sudah disediakan
- Bawa ke rumah sakit dengan segera.
Upaya mencegah kecelkaan padamesin las busur manual
- Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang baik.
- kabel primer usahakan sependek mungkin
- Hindarkan kabel elektroda dan kabel masa dari goresan, loncatan bunga api dn kejatuhan benda panas
- Periksalah sambungan - sambungan kabel, apakah sudak ketat, sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang tinggi.
- jangan meletakkan tang elektrode pada meja las atau pada benda kerja
- perbaikilah segera kabel - kabel yang rusak
- Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang yang telah ahli dalam teknik listrik
- Jangan mengganggu komponen-komponen dari mesin las
Sinar Las
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja lain di daerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah
- cahaya tampak
- sinar ultra violet
- sinar infra merah
Cahaya Tampak
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur manual mengeluarkan cahaya tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit, Rasa lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara.
Sinar Infra Merah
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata, karena sinar itu lebih berbahaya, sebab tidak diketahui , tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan. Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya daripada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang ulang (mula mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringaan)
Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu, maka mata terasa seakan akan ada benda asing di dalamnya dalam waktu antara 6 - 12 jam, kemuadian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Pencegahan kecelakaan karena sinar las
- memakai pelindung mata dan muka ketika mngelas, yaitu kedok atau helm las.
- memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung/pakaian kerja/apron/jaket las, sarung tangan, sepatu keselamatan kerja)
- buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu ( menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang)
Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan di sebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan api las.
Adapun ukuran (tingkat kegelapan/shade) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan. Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper pengelasan pada las busur manual.
Debu dan asap las
a. Sifat fisik dan akibat debu dan asap terhdap paru paru
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampai dengan 3 um jenis debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir atau asap dengan ukuran 0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan bulu pipa pernafasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan keluar kembali.
Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara di paru paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak nafas dll. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian khusus.
b. Harga bata kandungan debu dan asap las
Harga bata (ukuran) kandungan debu dan asap pada udara tempat pengelasa disebut Thaeshol Limited Value (TLV) oleh Internal Institute of Welding (IIW) ditentukan besarnya 10 mg/m persegi untuk jenis elektrode karbon rendah dan mg/m persegi untuk jenis lain.
Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las
- Peredaran udara atau ventilasi harus benar benar di atur dan diupayakan, dimana setip kamar las dilengkapi dengan pipa penghisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah (hidung) operator las yang bersangkutan.
- Menggunakan kedok/helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi asap/debu ringan melewati wajah.
- Menggunakan baju las (Apron) terbuat dari kulit atau asbes.
- Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai (sama sekali tidak ada)
Luka bakar
Luka bakar dapat terjadi karena
- logam panas
- busur cahaya
- loncatan bunga api
Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja antara 1200 - 1500 derajat Celcius, sinar ultra violet dan sinar infra merah, hal ini dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit. Luka bakar pada kulit dapat mengakibatkan kulit melepuh/ terkelupas, dan yang sangat fatal adalah menyebabkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi (kepedihan,silau) yang sangat fatal menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga api adalah loncatan logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, logam kancing yang lepas atau pakain kerja yang longgar.
Pencegahan luka bakar :
Untuk mencegah luka bakar, operator las harus memakai baju kerja yang lengkap yang meliputi
- Baju kerja ( overall ) dari bahan katun
- Apron/ jaket kulit
- Sarung tangan kulit
- Topi kulit (terutama untuk pengelasan posisi diatas kepala)
- Sepatu kerja
- Helm / kedok las
- Kacamata bening terutama saat membuang terak
sarung tangan las sepatu kerja
Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu operator atau teknisi itu sendiri, mesin dan alat- alat las, atau lingkungan kerja. Namun secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses las busur manual, yaitu
- Kejutan listrik
- Sinar las
- Debu dan asap las
- Luka bakar dan kebakaran
Kejutan Listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada pemasangan peralatan, penyeteln atau saat pengelasan. Resiko yang akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia.
Oleh karena itu perlu hati hati waktu menghubungkan setiap alat yang dialiri listrik, umpamanya meja las, tang elektrode, elektrode dan lain lain. Hal ini dapat menyebabkan kejutan listrik, terutama bila yang bersangkutan tidak menggunakan sarung tangan.
Untuk mempermudah pertolongan penderita, penolong harus dapat membedakan kecelakaan ini satu sama lain. Bagaimanapun keterlambatan pertolongan akan dapat mengakibatkan fatal kepad penderita. Cara cara untuk menolong bahaya akibat kecelekaan listrik yaitu :
- Matikan stop kontak (switch off) dengan segera
- Berikan pertolongan pertama sesuai dengan kecelakaan yang dialami oleh penderita.
Apabila tidak sempat mematikan stop kontak dengan segera, maka hindarkanlah penderita dari aliran listrik dengn memakai alat alat kering yang tidak bersifat konduktor. ( jangan gunakan bahan logam )
Cara - caranya adalah sebai berikut :
- Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu dan sejenisnya) pada bagian-bagian pakaian yang kering.
- Penolong berdiri pada baha yang tidak bersifat konduktor (papan, sepatu karet)
- Doronglah penderita dengan alat yang sudah disediakan
- Bawa ke rumah sakit dengan segera.
Upaya mencegah kecelkaan padamesin las busur manual
- Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang baik.
- kabel primer usahakan sependek mungkin
- Hindarkan kabel elektroda dan kabel masa dari goresan, loncatan bunga api dn kejatuhan benda panas
- Periksalah sambungan - sambungan kabel, apakah sudak ketat, sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang tinggi.
- jangan meletakkan tang elektrode pada meja las atau pada benda kerja
- perbaikilah segera kabel - kabel yang rusak
- Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang yang telah ahli dalam teknik listrik
- Jangan mengganggu komponen-komponen dari mesin las
Sinar Las
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja lain di daerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah
- cahaya tampak
- sinar ultra violet
- sinar infra merah
Cahaya Tampak
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur manual mengeluarkan cahaya tampak. Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit, Rasa lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara.
Sinar Infra Merah
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata, karena sinar itu lebih berbahaya, sebab tidak diketahui , tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan. Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya daripada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang ulang (mula mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringaan)
Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu, maka mata terasa seakan akan ada benda asing di dalamnya dalam waktu antara 6 - 12 jam, kemuadian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
Pencegahan kecelakaan karena sinar las
- memakai pelindung mata dan muka ketika mngelas, yaitu kedok atau helm las.
- memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (pakaian pelindung/pakaian kerja/apron/jaket las, sarung tangan, sepatu keselamatan kerja)
- buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu ( menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang)
Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan di sebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan api las.
Adapun ukuran (tingkat kegelapan/shade) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan. Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper pengelasan pada las busur manual.
a. Sifat fisik dan akibat debu dan asap terhdap paru paru
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampai dengan 3 um jenis debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir atau asap dengan ukuran 0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan bulu pipa pernafasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan keluar kembali.
Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara di paru paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak nafas dll. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian khusus.
b. Harga bata kandungan debu dan asap las
Harga bata (ukuran) kandungan debu dan asap pada udara tempat pengelasa disebut Thaeshol Limited Value (TLV) oleh Internal Institute of Welding (IIW) ditentukan besarnya 10 mg/m persegi untuk jenis elektrode karbon rendah dan mg/m persegi untuk jenis lain.
Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las
- Peredaran udara atau ventilasi harus benar benar di atur dan diupayakan, dimana setip kamar las dilengkapi dengan pipa penghisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah (hidung) operator las yang bersangkutan.
- Menggunakan kedok/helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah (dagu), sehingga mengurangi asap/debu ringan melewati wajah.
- Menggunakan baju las (Apron) terbuat dari kulit atau asbes.
- Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada sirkulasi udara yang memadai (sama sekali tidak ada)
Luka bakar
Luka bakar dapat terjadi karena
- logam panas
- busur cahaya
- loncatan bunga api
Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja antara 1200 - 1500 derajat Celcius, sinar ultra violet dan sinar infra merah, hal ini dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit. Luka bakar pada kulit dapat mengakibatkan kulit melepuh/ terkelupas, dan yang sangat fatal adalah menyebabkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi (kepedihan,silau) yang sangat fatal menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga api adalah loncatan logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, logam kancing yang lepas atau pakain kerja yang longgar.
Pencegahan luka bakar :
Untuk mencegah luka bakar, operator las harus memakai baju kerja yang lengkap yang meliputi
- Baju kerja ( overall ) dari bahan katun
- Apron/ jaket kulit
- Sarung tangan kulit
- Topi kulit (terutama untuk pengelasan posisi diatas kepala)
- Sepatu kerja
- Helm / kedok las
- Kacamata bening terutama saat membuang terak
sarung tangan las sepatu kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar